Bismillah.
Hadits Jibril adalah sebuah hadits yang mengisahkan kedatangan malaikat Jibril dalam bentuk manusia kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Hadits ini diriwayatkan oleh Umar bin Khaththab radhiyallahu’anhu sebagaimana tercantum dalam kitab Sahih Muslim.
Di dalam hadits ini diceritakan bahwa Jibril bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang islam, iman dan ihsan. Kemudian pada akhir hadits ini Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Itu adalah Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan kepada kalian tentang agama kalian.” (HR. Muslim)
Hadits Jibril mengandung banyak pelajaran penting dalam agama Islam. Di dalamnya kita dibimbing untuk mengenali pokok-pokok ajaran Islam yaitu syahadat, sholat, zakat, puasa, dan haji yang kita kenal dengan istilah rukun islam. Di dalamnya kita juga diajak memahami dasar-dasar keimanan yang mencakup iman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir serta beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk. Kemudian, kita juga diajak untuk meraih sebuah derajat yang tertinggi di dalam Islam yaitu ihsan; beribadah kepada Allah dengan penuh kecintaan dan pengharapan serta selalu merasa diawasi oleh Allah.
Di dalam hadits Jibril inilah kita akan memahami bahwa Islam tidak cukup hanya dengan pengakuan di lisan. Islam juga tidak cukup hanya dengan keyakinan di dalam hati. Bahkan Islam juga tidak cukup dengan penampilan fisik dan kinerja anggota badan. Akan tetapi keislaman itu menuntut kita untuk menanamkan keyakinan iman di dalam hati, mengikrarkannya dengan lisan dan juga mengamalkannya dengan segenap anggota badan.
Melalui hadits Jibril inilah kita akan kembali tersadar bahwa iman kepada Allah bukan semata-mata kepercayaan bahwa Allah sebagai pencipta dan pemberi rezeki. Lebih daripada itu sesungguhnya hakikat iman kepada Allah adalah dengan mentauhidkan-Nya; beribadah kepada Allah dan meninggalkan sesembahan selain-Nya. Inilah makna dari laa ilaha illallah.
Melalui hadits Jibril ini pula setiap muslim akan menyadari bahwa persaksian sebagai pengikut ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menuntut dirinya untuk patuh sepenuhnya kepada perintah dan larangannya, membenarkan beritanya, dan beribadah kepada Allah hanya dengan syari’atnya. Inilah kandungan dari syahadat Muhammad rasulullah.
Dengan mempelajari kandungan hadits Jibril ini kita akan memahami dan meyakini tentang adanya hari kebangkitan dan pembalasan atas amal-amal hamba selama hidup di alam dunia. Karena iman kepada hari akhir adalah bagian dari rukun iman yang harus kita yakini. Sementara hari akhir itu dimulai semenjak manusia mati dan berpindah ke alam kubur. Dari sinilah seorang mukmin akan tunduk kepada Allah dan mengikuti rasul-Nya seraya mempersiapkan bekalnya untuk menghadap Allah. Adapun orang-orang yang kafir justru mengingkari adanya hari kebangkitan sehingga mereka pun menjalani hidup di dunia hampir tidak ada bedanya dengan gaya hidup binatang.
Ketiga hal ini -yaitu kewajiban bertauhid kepada Allah, taat kepada rasul, dan iman kepada hari kebangkitan- adalah ruh ajaran para nabi dan rasul yang Allah utus kepada manusia. Dengan membangun agama di atas keyakinan-keyakinan inilah seorang muslim akan bisa meningkat dari jenjang islam menuju iman dan menggapai predikat ihsan. Semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk memahami hadits yang mulia ini dan mengamalkannya dengan benar.